Article Detail

Berkomitmen dan Bekerjasama Mengembangkan Pendidikan

Pendampingan siswa tidak lepas dari peran tri pusat pendidikan : Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Ketiganya bersinergi untuk mendampingi anak-anak bangsa menjadi generasi yang berpengharapan, berperilaku baik, berbudi, kreatif dan berbela rasa. Demikian proses penyadaran bersama yang disampaikan dalam pertemuan Forum Komunikasi Kerjasama Sekolah Keluarga dan Masyarakat (FKKSKM), Kamis 18/10/12.

Forum ini terdiri dari komponen Tri Pusat Pendidikan, Sekolah-Keluarga-Masyarakat, yakni Tenaga Pendidik dan Non Pendidik sebagai elemen Sekolah, Orangtua/ Wali Siswa sebagai elemen Keluarga, praktisi hukum-pemerhati pendidikan-pengembang kebijakan sebagai komponen masyarakat. Formatur FKKSKM SMP Stella Duce 2 Yogyakarta periode 2012-2014 disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta. Ketua FKKSKM adalah Drs. M. Dwi Marianto, MFA, PhD., dosen Institut Seni Indonesia (ISI) yang merupakan orangtua dari salah satu siswa kelas VII.

Keterlibatan FKKSKM dalam upaya peningkatan pelayanan pendidikan mempunyai peran yang penting, terlebih dalam hal memberikan ide-ide pengembangan sekolah yang relevan dengan keadaan sekarang.  Hadir pada pertemuan antara lain : Ibu Sari Murti Dewi, SH (dosen Atmajaya Fakultas Hukum), Bpk Wakidjan (pemerhati pendidikan), Ibu Pranasena Nawaksanti (pemerhati pendidikan dari DED), Bpk Tony Setya (jurnalis).

Pembicaraan seputar perkembangan dunia pendidikan dan upaya strategis yang perlu disiapkan oleh sekolah menghadapi kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang bisa dipastikan terjadi. Perubahan kurikulum juga dimungkinkan terjadi dengan adanya pendidikan karakter bangsa yang dimasukkan dalam pembelajaran, belum lagi pembelajaran pemersatu bangsa.
Ibu Pranasena Nawaksanti menyampaikan bahwa kurikulum boleh saja berubah berulang-ulang tetapi sekolah harus mempunyai tujuan yang jelas yang akan dicapai dalam pendidikan. Kurikulum merupakan sarana yang membantu untuk mencapai tujuan tersebut. Pak Wakidjan mengingatkan supaya sekolah tidak hanya memperhatikan tentang keunggulan-keunggulan saja tetapi nilai tambah apa yang dimiliki sekolah sehingga masyarakat melirik dan akhirnya tertarik untuk belajar di SMP Stella Duce 2. 

Ibu Sari Murti Dewi menyampaikan bahwa ke depan pembelajaran berbasis budaya akan menjadi salah satu metode yang mesti diterapkan oleh sekolah agar budaa adhi luhung tidak terkikis dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Anak-anak sekarang ada yang tidak mengetahui budaya jawa yang benar itu seperti apa. 
Pernyataan Ibu Sari ini diamini oleh Ibu Pranasena yang dari DED yang tengah merintis pembelajaran berbasis budaya agar anak-anak sejak dini "nguri-nguri" kebudayaan yang mengajarkan etika, budi pekerti luhur. 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment