Article Detail
Menaruh Asa Di Gelaran P5
Hentakan suara musik dari Jogja Hip
Hop Foundation bagaimanapun nampaknya tetap berhasil menghentakkan dada para
siswa. Terbukti dengan gerakan-gerakan tubuh yang otomatis dan ritmis enerjik
mengikuti iramanya. Begitulah sepintas ada yang berbeda pada suasana hari
pertama pelaksanaan pekan P5 di SMP Stella Duce2 Yogyakarta. Senin, 19 Agustus
2024 adalah hari pertama pelaksanaan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila) pekan pertama, diawali dengan beberapa arahan seputar apa,
bagaimana, dan tujuan dari kegiatan P5 oleh Bu Beni (Anastasia
Beni Indrawati, S.Pd.), gelaran P5 memasuki hari 1 pekan pertama dari dua pekan yang direncanakan.
Pak Banu (Banu Hastha Kunjana, M. Pd.), Bapak Kepala sekolah memberikan
pesan Konsep 3 N dari Ki Hajar Dewantara yaitu Niteni, Niroke, Nambahi. Pesan
sederhana namun mengena, berupa Mengamati, Menirukan, dan Menambahkan itu layak
untuk dimiliki oleh setiap pelajar supaya menjadi pelajar yang berkualitas. Topik
yang disajikan yaitu ‘Kearifan Lokal’ untuk kelas 7 dan 8, dan ‘Berekayasa
dan Bertehnologi Membangun NKRI’ untuk kelas 9
Salah satu guru yang memberikan
materi tetang ciri khas Jogjakarta Bapak Estu Permana, S.Pd. menghadirkan
ilustrasi contoh sekelompok orang muda yang peduli dan berkreasi membawa satu
bentuk ekspresi kearifan lokal kota Yogyakarta yaitu musik Hip Hop yang
orisinalitasnya dari Amerika tetapi berisi tentang pujian untuk kota Yogyakarta
sebagai kota budaya. Lagu itu kemudian mendunia, dikenal oleh orang-orang manca
negara. Ketelatenan anak muda yang tergabung dalam Jogja Hip Hop Foundation
dalam mengumpulkan data adalah sikap “Niteni”, mencoba melakukan apa yang
terlihat yaitu aneka macam irama bernuansa Jawa, dan lanjut dengan upaya
“Nirokke” serta tidak berhenti disitu tapi “Nambahi” dengan kreasi mereka.
Ahkirnya lahir satu karya musik yang khas anak muda dengan dentuman suara
runtut menggelegar mengiringi rentetan syair-syair Hip Hop, terbukti berterima
dan terbukti mampu membuat banyak anak muda bergelora menikmatinya. Gelora yang
antusias lepas dan merdeka.
Meski disadari pelaksanaan P5 juga
terjadi kendala-kendala misanya bagaimana Bapak Ibu guru tidak lelah-lelahnya
mengingatkan lagi dan lagi supaya anak lebih fokus, atau ketika melihat hasil
kerja sebagian anak masih belum masuk kriteria, namun berpegang pada pesan
sederhana Pak Banu dengan sikap “3N” dan bagaimana ilustrasi berhasilnya
sekelompok anak muda dalam meng”upgrade” pemahaman budaya lokal, menjadi
sebuah karya monumental membawa budaya Jawa oleh komuntas Jogja Hip Hop
Foundation ke ajang manca negara , maka tidak
berlebihanlah seandainya kita tetap boleh berharap bahwa pada anak-anak didik
kita yang lucu, culun dan sok sedikit nakal itu akan bangkit satu karya yang
mengexpresikan semangat yag bergelora khas anak muda yang akan dengan cepat, melesat
pesat bak anak panah yang lepas bebas terarah menuju terbangunnya Nusantara Baru
di era Indonesia yang makin Maju. Waoooo……
Oleh : Robertus Suka Yuliana,. S.Pd.
-
there are no comments yet